Mikroorganisme (mikroba) memerlukan bahan makan atau nutrien
untuk kelangsungan hidupnya. Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya,
memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya.
Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen,
sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau
kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba
hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Pengertian nutrien secara umum adalah substansi organik yang
dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan (Anonim a, 2008). Dalam biologi menurut Irianto (2007)
makanan diartikan sebagai substrat yang dapat dipakai dalam metabolisme, guna
memperoleh bahan-bahan untuk membangun dan atau memperoleh tenaga atau energi
bagi sel. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya
diasimilasi oleh tubuh.
Untuk keperluan hidupnya meliputi proses metabolisme dan
penyediaan bahan sel serta energi, mikroba atau bakteri memerlukan bahan
makanan atau nutrien. Menurut Schlegel (1994) menyebutkan bahan makanan
mikroorgnisme adalah bahan-bahan yang terlarut dalam air yang digunakan
mikroorganisme untuk membentuk bahan sel dan memperoleh energi.
Bahan makanan tersebut dinamakan nutrien, sedangkan proses
mengasimilasi makanannya disebut nutrisi. Nutrien adalah substansi anorganik
dan organik yang ada dalam larutan melintasi membran sitoplasma (Nutrients is
the chemicals from the environment of which a cell is built). Agar dapat
mendapatkan nutrien dari makanan, sel harus mampu mencerna makanan itu, yaitu
mengubah molekul-molekul protein, karbohidrat dan lipid yang komplek dan besar
menjadi molekul yang sederhana dan kecil yang segera melarut sehingga dapat
memasuki sel. Proses mengasimilasikan makanan itulah yang disebut nutrisi.
Persyaratan nutrisi bagi organisme secara umum adalah
sebagai berikut.
Nutrisi sebagai sumber energi. Semua organisme hidup membutuhkan sumber energi.
Beberapa bentuk kehidupan, seperti tumbuhan hijau, dapat menggunakan energi
pancaran atau cahaya dan dinamakan fototrof. Yang lain, seperti hewan
bergantung pada oksidasi atau kehilangan elektron dari suatu atom. Senyawa-senyawa
kimia untuk memperoleh energinya.
Penyediaan nutrien untuk kegiatan pertumbuhan baketri
meliputi macam dan jumlah (Darkuni,2001).Lebih lanjut dijelaskan, ketiadaan
nutrisi akan berpengaruh terhadap kegiatan proses metabolisme yanga pada akhirnya
akan menyebabkan gangguan terhadap penyediaan bahan sel dan energi dan yang
diperlukan pada saat pertumbuhan sel.
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan
pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang
menghasilakn energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari
air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral,
faktor pertumbuhan, dan nitrogen.
Makhluk hidup menggunakan sumber-sumber nutrien dapat dalam
bentuk padat, tetapi ada juga yang hanya dapat menggunakan sumber nutrien dalam
bentuk cair (larutan) (Waluyo ,2007).. Bila jasad hidup menggunakan sumber
nutrien dalam bentuk padat digolongkan tipe holozoik, sedangkan yang
menggunakan nutrien dalam bentuk cairan tergolong tipe holofitik. Namun ada
juga dari tipe holofitik yang dapat menggunakan sumber nutrien dalam bentuk
padat, tetapi bahan tersebut dicerna dahulu di luar sel dengan bantuan enzim
ekstraseluler.
Tuntutan atau kebutuhan berbagai mikroorganisme yang
menyangkut susunan larutan makanan/nutrien dan persyaratan
lingkungan tertentu, sangat berbeda-beda atau tidak sama (Schlegel ,1994). Ada
yang hanya membutuhkan bahan makanan dalam bentuk anorganik saja , ada juga
yang memerlukan nutrient dalam bentuk anorganik bahkan kedua-duanya. Demikian
juga dengan jumlah nutrien yang diperlukan, sangat berbeda antara
bakteri/mikrobia satu dengan lainnya (Darkuni,2001). Sehingga dalam
larutan biak sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat yaitu tersedia semua unsur
yang ikut serta dalam pembentukan bahan sel dalam bentuk berbagai senyawa yang
dapat diolah (Schlegel ,1994)